Liabilities (kewajiban/utang) merupakan kewajiban yang dimiliki oleh
pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal, baik yang berasal dari
sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi, dan sejenisnya.
Manfaat
dari melakukan analisa analisa liabilitas dan dampaknya terhadap kebijakan perusahaan adalah
1. Dari perspektif manajemen perusahaan, manajemen
perusahaan setelah melakukan analisa kewajiban dapat mengetahui keputusan
terkait dengan pengambilan dan penambahan utang. Apakah akan menambah utang /
mengurangi utang / tidak sama sekali mengambil tambahan utang.
Dari sudut manajemen perusahaan, utang dilihat sebagai
sumber dana alternatif yang mampu memberikan solusi bersifat konstruktif, baik
secara jangka pendek maupun jangka panjang. Harus diingat bahwasanya manajemen
perusahaan adalah mereka yang harus memiliki sifat dinamis, kreatif, dan
inovatif dalam bekerja, termasuk mampu memberikan kenaikan perolehan keuntungan
setiap waktunya. Memang, salah satu tugas utama manajemen perusahaan adalah
mampu memberikan kemakmuran maksimal kepada para pemegang saham. Dalam
praktiknya, alasan seperti ini kadang kala sering menyebabkan pihak manajemen
perusahaan melakukan perekayasaan data-data pada laporan keuangan. Tujuannya
untuk menutupi berbagai kelemahan yang terlihat pada laporan keuangan, termasuk
salah satunya menaikkan keuntungan agar para calon investor tertarik untuk membeli
saham perusahaan. Begitu pula sebaliknya, jika pihak manajemen menurunkan
keuntungan perusahaan, hal ini bertujuan untuk memberikan keuntungan yang kecil
kepada para penerima deviden. Selain itu, juga bertujuan untuk menghindari
pembayaran pajak karena dalam konsep pajak, semakin besar pendapatan, semakin
besar pajak yang akan dikenakan.
Biasanya penggunaan utang sering dipakai untuk investasi.
Karena dipakai untuk investasi, pihak pengguna utang harus melihat dampak serta
korelasi utang dengan kondisi mikro dan makroekonomi, seperti tingkat suku
bunga pengembalian, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan sebagainya.
Jika hasil hitungan menyebutkan angka perolehan keuntungan investasi di bawah
atau setara dengan tingkat inflasi, project tersebut tidak layak (infeasible)
dilaksanakan, berarti perusahaan sebaiknya
tidak melakukan pinjaman itu. Begitu juga sebaliknya, jika tingkat inflasi
di bawah nilai investasi atau nilai investasi lebih tinggi dari tingkat
inflasi, project tersebut layak (feasible) untuk dilaksanakan, lalu kebijakan utang boleh dilakukan.
Artinya, kondisi seperti itu memungkinkan perusahaan untuk mampu mengembalikan angsuran
pinjaman secara tepat waktu setiap bulannya.
2. Dari perspektif para pemegang saham, pemegang saham
setelah melakukan analisa kewajiban dapat mengetahui keputusan terkait dengan
pengambilan dan penambahan utang . Biasanya pemegang saham cenderung menyukai
keputusan pengambilan utang sebagai salah satu sumber pendanaan eksternal
karena
1. bunga atas
sebagian besar utang jumlahnya tetap dan jika bunga lebih kecil daripada
pengembalian atas aset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan
menjadi keuntungan bagi investor ekuitas,
2. bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak,
sedangkan dividen tidak.
Disamping itu kebijakan utang (liabilities) juga sering
menjadi alternatif utama bagi para pemegang saham sebagi sumber pendanaan
eksternal sedangkan alternatif keputusan keduanya adalah kebijakan penerbitan
dan penjualan right issue . Mengapa ? Karena dengan kebijakan mendapatkan
tambahan dana yang berasal dari pinjaman mampu memberi pengaruh positif bagi
peningkatan kinerja para manajemen perusahaan. Karena dalam konsep psikologis,
kepemilikan utang mampu memberi motivasi untuk bekerja secara lebih kreatif dan
inovatif.
selamat siang mba isi bloknya sangat membantu dalam mengisi tugas kuliah
ReplyDeletesama sama semoga sukses kuliahnya :) semangat
Delete